Kondisi air sungai Brantas saat ini diindikasikan semakin menurun,
disebabkan karena bertambahnya kepadatan penduduk yang tinggal di daerah
aliran sungai Brantas. Perkembangan industri yang pesat di daerah
Malang yang memanfaatkan air dari sungai Brantas serta membuang limbah
industrinya ke sungai turut memperparah tingkat pencemaran. Merujuk pada
penelitian Handayani, dkk (2001) disebutkan bahwa sumber-sumber
pencemaran air Sungai Brantas antara lain berasal dari limbah industri,
limbah domestik dan air buangan dari saluran irigasi dan drainasi. Pada
DPS Brantas bagian hulu sumber pencemaran yang utama berasal dari limbah
domestik (rumah tangga dan pertanian/alami). Masukan bahan organik ke
dalam perairan mempunyai akibat yang sangat komplek, tidak hanya
deoksigenasi dalam air, tetapi dapat terjadi penambahan padatan
tersuspensi, bahan beracun seperti ammonia, sulfida atau sianida.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka selama bulan September dan
Oktober 2011 siswa kelas XI SMAN 5 Malang di bawah payung pendidikan
lingkungan hidup, mengadakan penelitian penentuan kualitas air Sungai
Brantas dengan hewan makrobentos. Hewan makrobentos merupakan hewan yang
sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik
yang sesil, merayap maupun menggali lubang, Ardi (2002). Hewan ini
memegang peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi
dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta
menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan (Odum, 1993).
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan bahan organik
yang masuk ke habitatnya, seperti limbah industri, limbah pertanian dan
aktivitas manusia. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan
adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
eksploratif, pengambilan hewan makrobentos dilakukan pada stasiun
pengamatan yang terdapat pada beberapa lokasi berdasarkan rona
lingkungannya, sedangkan untuk pengamatan dilakukan terhadap hewan
makrobentos dan beberapa faktor fisika-kimia yang mempengaruhinya
kualitas air Sungai Brantas. Sungai Brantas sepanjang kota Malang di
bagi dalam enam pos pengamatan, yang secara khusus di teliti oleh siswa
kelas X1. POS 1 = Siswa kelas XI-IPA 3, POS 2 = Siswa kelas XI-IPA 2,
POS 3 = Siswa kelas XI-IPA 1, POS 4 = Siswa kelas XI-IPA 5, POS 5= Siswa
kelas XI-IPA 6 dan POS 6 = Siswa kelas XI-IPA 4.
Selanjutnya siswa akan melakukan pengambilan sampel pada tiap pos
pengamatan dan selanjutnya menkategorikan hewan makrobentos berdasarkan
kepekaannya terhadap pencemaran karena bahan organik dan anorganik,
dalam tiga golongan yaitu: sensitif, moderat dan toleran. Organisme
sensitif yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam kisaran
kondisi lingkungan yang sempit dan jarang dijumpai di perairan yang
kaya organik. Organisme ini tidak dapat beradaptasi bila kondisi
perairan mengalami penurunan kualitas. Organisme moderat yaitu
organisme yang dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi lingkungan yang
lebih besar bila dibandingkan dengan organisme intoleran. Walaupun
organisme ini dapat bertahan hidup di perairan yang banyak bahan
organik, namun tidak dapat mentolerir tekanan lingkungan. Organisme
toleran yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam kisaran
kondisi lingkungan yang luas, yaitu organisme yang sering dijumpai di
perairan yang berkualitas jelek. Pada umumnya organisme tersebut tidak
peka terhadap berbagai tekanan lingkungan dan kelimpahannya dapat
bertambah di perairan yang tercemar oleh bahan organik. Jumlah
organisme sensitif, moderat, dan toleran dapat menunjukkan derajat
pencemaran.
Berdasarkan kategori tersebut maka hasil penelitian adalah sebagai
berikut: pos penelitian 1 yang berada di daerah kampus Universitas
Muhamadiyah Malang menunjukkan kualitas air sungai dalam kategori
sedang, pos penelitian 2 yang berada di daerah pasar dinoyo menunjukkan
kualitas air sungai berkategori sangat kotor, pos penelitian 3 yang
berada di daerah desa Bethek dalam kategori sedang, pos penelitian 4
yang berada di daerah jalan M.T Haryono kelurahan dinoyo didapatkan
kualitas air sungai dalam kategori sedang, pos penelitian 5 yang
bertempat di daerah taman rekreasi kota (splendid) diperoleh data
kualitas air sangat kotor dan pos terakhir di pos 6 yang berlokasi di
jalan muharto kedungkandang diperoleh hasil kualitas air sungai dalam
kategori sangat kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar